image from here
Entahlah...
aku memang tidak terlalu suka angka-angka,
bukannya benci,
hanya saja...rasa-rasanya ada yang lebih indah dari itu.
Ah,
mungkin ini hanya efek malas berpikir.
atau mungkin aku terbayang-bayang wajah guruku dulu yang rajin menampar?
Payah ya...
Tapi untukmu aku mau,
aku rela memaksa logikaku bekerja,
wah, seolah-olah aku jarang menggunakan logikaku ya...
tenanglah, nak...
Aku akan menemanimu,
menunggumu menyelesaikan berlembar-lembar persoalan hitung-hitunganmu.
'kenapa banyak sekali?'
karena kau mengerjakannya dalam satu waktu...
'ini sulit!'
bagaimana kau tahu itu sulit? kau bahkan belum menyentuhnya...
'3x8 berapa?'
kau tahu jawabannya...
'sudah ya, aku ada urusan...'
urusan bersama bola sepak? itu bisa menunggu...
'kenapa tidak di pe-er kan saja?'
kau mau aku ikut menjadi pe-er mu?
'ayolah, kenapa cuma aku yang tersisa sekarang?'
kau mau aku membicarakan yang lain? baiklah. teman-temanmu sudah tuntas mengerjakannya.
Kau bisa mengerjakannya, karena aku tahu kau cerdas.
Hanya saja kau agak malas membiarkan otak kirimu hidup.
Setidaknya aku tak akan memarahimu.
Setidaknya aku tak akan memakimu.
Setidaknya aku tak akan memukulmu.
Lebih beruntung kan dibandingkan aku dulu?
Semoga.
Anggaplah perkara ini layaknya game yang sering kau mainkan.
Anggaplah perkara ini seperti benda bermerk yang sering kau gunakan.
Anggaplah perkara ini sebagai hal yang kau suka, seperti bola itu misalnya.
Dengan begitu mungkin aku bisa melihat wajah antusiasmu.
Sulit ya?
Ah, aku hanya membujukmu kok.
'Ayolah, kerjakan sama ibu aja lah, aku sogok deh...'
dan detik inilah aku merasa kecewa.
menurutmu semuanya selesai bila ada uang?
Sepi.
4 comments:
wahhhh ga semua bisa dibeli dengan uang n jangan membudidayakan persogokan dalam hal apapun lah
kalo dari kecil aja udah ngerti hal kayak begitu, nggak kebayang gedenya nanti gimana jadinya :(
memang mesti banyak sabar....bukankah jika ia pintar akan menjadi kepuasan tersendiri...
salam kenal!!!!!!!!!!!!!!
Post a Comment