image from here
memutar ulang dan mempercepatnya sesuka hati,
seolah-olah Tuhan meminjamkan perannya sementara secara cuma-cuma...
Lalu,
Apa yang kamu lakukan?
Apa yang kamu cari?
Apa yang kamu perbaiki?
Kemarin aku mencobanya...
Aku kembali ke hari saat kamu menyunggingkan senyum paling sempurna tanpa cela,
hanya untuk menatap lebih lama dari sebelumnya...
Lalu aku kembali lagi ke detik ini.
Aku tidak puas. Kucoba lagi bermain waktu.
Kudatangi pagi itu untuk mengucapkan 'selamat pagi' yang sempat tertunda,
kuberikan hadiah-hadiah yang tak tersampaikan,
dan kukatakan segala hal yang tak terucap.
Aku tak bermaksud mengacaukan waktu. Aku hanya ingin memperbaiki berbagai hal yang seharusnya ada dan tidak ada di masa lalu kita. Dengan harapan, aku akan mendapatkan semacam perubahan kecil yang indah di masa depan. Kuperlambat waktu, saat alam berkonspirasi memberikan kebersamaan untuk kita, sekalipun hanya keakraban tanpa kata. Kupercepat waktu, saat aku tak ingin menyaksikanmu menderita. Kuhentikan waktu, saat aku ingin merekam kenangan kita dan menyimpannya seperti fosil.
Saat aku merasa cukup, aku kembali ke detik ini.
Tak sabar menyaksikan 'perubahan kecil' yang (mungkin akan) indah.
Lalu aku melihatmu di masa kini.
Berbeda. Sama sekali tidak seperti yang kubayangkan.
Tidak!
Apa-apaan ini?
Bahkan kau sangat jauh.
Sama sekali tak terjangkau.
Rasanya tak mungkin lagi aku merekam senyummu.
dan - ini - terlalu - mengerikan,
Aku tak lagi mengenalmu...
*Untuk mereka yang menyesali sesuatu dan berharap kembali ke masa lalu.
Tidak ada gunanya... :)
2 comments:
yg uda lewat biarlah berlalu
waktu adalah senjata.
tergantung bagaimana kita menggunakannya.
hati2 dengan waktu.
Post a Comment