..........
Cintaku mungkin tidak berarus deras seperti lautan lepas.
Tapi genanganku akan menghanyutkanmu dengan caranya sendiri.
Cintaku juga bukan tempat di mana sejuknya pepohonan bisa kau rasakan di ujung tertinggi.
Tapi anginku akan selalu berhembus dari sisi yang tak kau sadari.
Dan mungkin baru akan terasa jika kau mengerti makna ketulusan dalam diam.
Pada akhirnya ini bukan tentang laut dan pegunungan.
Pada akhirnya ini bukan tentang bagaimana menempa cinta.
Ini hanya tentang cinta itu sendiri,
cinta yang selalu menolak untuk terjebak dalam definisi.
..........
Ini tentang dia dan dia.
Kadang aku begitu sulit memahaminya.
Kata-katanya terlalu sering bertumpah ruah.
Kecemasannya begitu mudah membuat gerah.
Mungkin itu bentuk cintanya.
Aku juga tak paham jika ia diam.
Sesekali bertanya, sesekali memperhatikan.
Lalu kecemasannya terkemas dalam pesan singkat di malam hari.
Mungkin itu bentuk cintanya.
Lalu, secara perlahan, sebuah titik mempertemukan banyak keinginan.
Pertanyaan terjawab dengan sebuah keikhlasan.
'Kamu yakin?'
Aku mengangguk.
Iya.
Pertanyaan terjawab dengan sebuah keikhlasan.
'Kamu yakin?'
Aku mengangguk.
Iya.
Lalu aku mendengar suara dia yang lain.
Sudah kukatakan, aku suka caranya memanggilku dengan sebutan yang tak biasa aku dapatkan.
Lalu pertanyaan itu datang darinya,
'Yakin?'
Iya.
Mataku buram.
Seperti ada air yang menggenang.
Kupandangi wajah mereka satu persatu.
Lalu pertanyaan itu datang darinya,
'Yakin?'
Iya.
Mataku buram.
Seperti ada air yang menggenang.
Kupandangi wajah mereka satu persatu.
Putri kecilmu hanya sedang jatuh cinta, Pak, Bu.:)
Dia akan baik-baik saja.
..........
3 comments:
>>>:D<<<
baguss bangettt benar benar membuat jantung ini gimanaa gitu baca nya ,
Aih kak ridhaa.. Terharu gini bacanya X)))
Post a Comment