'Have a safe flight'

..............................................

Malam itu kami mendoakanmu,

begitu pun malam sebelumnya,

seperti malam-malam sebelumnya.

.............................................

Sore itu,
'Aku pamit ya...'
'Iya ka, maaf ga bisa salaman, tangannya kotor...'
'Ga papa, lanjutkan makannya...'
Kutepuk bahunya. Dia tersenyum.
Rupanya itu tepukan terakhir...
dan senyuman terakhir.

Cukup satu pesan singkat mampu mengubah hariku menjadi cukup muram.
Sibuknya lalu lintas kota memaksaku terjebak dalam kegalauan antara hadir di pemakaman atau menyerahkan kepentingan ratusan anak yang harus kuselesaikan hari itu.
Keputusan pun ditentukan,
aku tidak ikut mengantarnya ke peristirahatan terakhir.
dan rupanya keputusan itu cukup menyiksaku.

'are you okay?', seseorang bertanya.
'No....definitely no...', sepertinya hatiku lebih mampu menjawab ketimbang mulutku.

Jeda waktu kosong kuhabiskan dengan berdiam diri.
Mungkin semacam mencoba menenangkan hati yang terlanjur carut marut.
Kematian selalu membuatku gamang. Entah siapa, atau apa.
Tiba-tiba aku teringat sebuah rekaman suara miliknya yang masih kusimpan di ponselku.
'Jangan dihapus ya ka...', begitu pesannya.
Dalam ruangan kosong itu kudengarkan suaramu.
Baru kusadari bahwa dia menyelipkan sebuah pesan.
Pernyataan.
Aku pun berakhir digenangi banjir air mata sendirian.


Aku ingat saat kau begitu sulit kuajak berbincang-bincang saat wisata renang itu.
Entah malu atau apa, selalu hanya kau balas dengan senyuman.
Aku ingat saat kau seringkali mengingatkanku untuk menghabiskan makanan sebelum berbicara.
Aku ingat saat kau menceritakan kehidupan di daerah asalmu seusai sholat magrib.
Aku ingat saat kau selalu menyapa dengan wajah malu-malu dan bertanya 'apa kabar?'.
Aku mohon maaf, foto yang kau minta belum sempat kuberikan. Sampai akhirnya semuanya terlambat.

Aku mendoakanmu dari kejauhan.
Semoga perjalananmu lancar,
dan kau sampai pada tempat yang kau minta.




Have a safe flight, Dani...

............................................