..........
Di suatu pagi yang sibuk, sebuah pesan singkat masuk.Ah, dia... tidak biasanya.
Isi pesannya cukup membuatku bingung.
dan diskusi panjang lebar membuatku memutuskan untuk pergi menemuinya.
'Mereka ingin ditemani...atau mungkin untuk sekarang, dikunjungi...'
Ah, ya... benar juga.
dan aku mendadak merasa tolol.
***
Mungkin setahun yang lalu aku kemari...
Mengurusi perkara 'menjelang sibuk' di saat waktu yang sama sekali tidak sibuk.
Setahun lalu aku datang untuk meladeni sebuah uji coba dan menunggu sebuah kepastian.
Pergi, pulang, pergi, dan akhirnya pulang tanpa membawa apapun. Tanpa menyesali apapun.
Saat itu, pulau itu bukan untukku. Mungkin untuk seterusnya pun.
Tak masalah.
Perjalanan itu meninabobokan.
Mobil itu sampai tepat waktu,
dan aroma serta jiwa kota itu juga menyambut kami tepat waktu.
Gerah, acuh, terburu-buru...
Ah, mungkin aku terlalu cepat menilai...
Kesan pertama kadang menipu.
Tapi ini bukan pertama, hanya kali pertama setiap aku datang berkunjung.
Mungkin penilaianku benar.
Mungkin ya memang begitu.
Ah, bicara apa aku ini...
Sepertinya ragaku belum menyatu dengan jiwa akibat ketiduran. Ini pasti semacam jetlag.
Mobil dingin berjudul burung biru itu mengantar kami menuju lokasi.
Selalu ada saat tersesat sekalipun sejenak. Otakku seringkali buta arah.
dan sayangnya sang supir harus kelimpungan memutar arah akibat kesalahanku menyebut sektor.
Ah, payah benar aku ini, memang. Tapi ya beginilah yang menyenangkan.
Siapa peduli...
Akhirnya kami sampai.
Satu tahun berlalu ternyata tak banyak mengubah tempat ini.
Terasnya masih sama.
Dingin lantainya masih serupa.
Anggrek, Aglonema, dan tanaman-tanaman buah selalu nampak segar seperti biasa.
Aku merindukannya,
Aku merindukan mereka.
Tapi aku tidak merindukan kota ini...
Kemudian, sebuah monolog pun terjadi.
Lihatlah...
Kota ini tak menawarkan kehangatan apapun selain mereka dan dia.
dan kamu tahu bahwa dia tak selamanya berada di sini.
Kota ini tak akan memiliki jiwamu,
sebagaimana jiwamu yang tidak akan pernah bisa menyatu dengan kebisingannya.
'Everything's harder here
Everyone's so cold
The city is not so inviting when you have no one to hold
there's no one to hold'
(Darwin Deez - The City)
Pada ketinggian berapa pun, selalu jendela yang aku cari.
'Lihat! indah ya pemandangannya!', serunya.
Bangunan kotak-kotak yang tersusun layaknya permainan balok kayu anak-anak itu memang nampak indah dari atas sini...
Tapi bukan pemandangan seperti ini yang ingin aku lihat saat terbangun dari tidur...
Kotak-kotak itu terlalu dingin...
Kemudian secara serempak dunia berputar lebih cepat di sekitar sini.
Kendaraan berlari-lari dan berteriak mengutuk waktu.
Sekelumit wajah tak lagi menampakkan raut damai.
Aroma tubuh demi tubuh tak lagi menenangkan.
Perbincangan serasa asing terdengar.
Ah, kalian sedang apa?
' tempat ini terlalu mengerikan untuk dijadikan tempat tinggal...'
Lalu kota itu melaju lebih cepat,
meninggalkanku di belakang,
mengajak mereka beranjak mengejar kebisingan.
Sampai jumpa, kota yang sibuk...
Tinggalkan aku.
Aku tak akan mengejarmu.
1 comments:
kunjungan ..
salam sukses selalu ..:)
Post a Comment