Menjadi Dewa(sa)

..........

Ini bukan tentang kedewasaan atau kekanak-kanakan.
Ini bukan tentang apapun.



Ritme napasku mulai tidak beraturan.
Mataku menatap tajam ke satu titik.
Bibirku begitu sulit melengkungkan senyuman.
Kedua lenganku terlipat, dan tanganku terkepal.

'Aku menahan diri', kataku.
Kemudian tanganmu mengusap punggungku dengan lembut.
'Sudahlah...', katamu.

Tidak, tidak bisa berakhir hanya dengan sudahlah.
Aku yakin kau pun setuju.

***

Tiba-tiba sore ini aku teringat sebuah tulisan,
'Apakah semua yang dewasa ditakdirkan menjadi pengkhianat cita-cita masa mudanya?
Jika demikian, aku tidak ingin menjadi dewasa'

Lalu aku tertawa mengingatnya.
Ya...
dan jika bersenang-senang bukanlah perkara milik orang dewasa,
aku mengurungkan diri menjadi dewasa.

Aku dilarang mencoret-coret tembok itu.
Aku tidak boleh memanjat rumah itu.
Aku tidak diperkenankan berjalan ke sana.

Setelah semuanya dengan nekat kulewati, sesuatu terjadi.
'Tuh kan...kubilang juga apa!'

Ah, aku benci  malas mendengar kalimat itu.
Bye!

..........