November 26, 2010

Tukang mimpi yang idealis (?)

November 26, 2010
Hari ini, 114 hari setelah saya dinyatakan bukan mahasiswi S1 lagi. Sampai saat ini, belum ada yang bisa saya ceritakan mengenai suasana pekerjaan, kantor, sekolah tempat mengajar atau apapun yang menandakan bahwa saya telah resmi tidak tercatat sebagai unemployment.
Saya masih setia mencari senyum, merekam kehidupan sambil sesekali mengais tawa. Bagi sebagian orang itu membosankan, bagi saya ini anugerah. Tak banyak dari mereka yang bisa belajar dari segelintir hal sepele yang tiba-tiba 'mengganggu' hidupnya. Mungkin saya pun salah satunya.



Beberapa hari yang lalu, saya dan seorang sahabat membicarakan kehidupan kami masing-masing. Dia dengan kehidupan barunya sebagai editor, saya dengan kehidupan lama yang setiap harinya terasa baru. Kami memilih sebuah tempat makan di suatu pusat perbelanjaan. Rupanya pilihan kami jatuh pada tempat yang akan kami sesali semalaman.
"Beruntunglah kamu tidak di tempatku sekarang. Beruntung juga aku cuma sebentar di sana.", ujarnya. Kami menyeruput teh muk kami masing-masing. Ternyata itu hanya segelas teh manis biasa. Kami tertipu.
"Selalu ada alasan mengapa saya tidak ditempatkan di tempat A atau tempat B. Selalu...", saya menjawab sambil mengingat kegiatan yang saya lakukan saat ini.
"Saya menginginkan pekerjaan yang memang saya inginkan. Bukan masalah besar kecilnya uang, saya hanya tidak ingin 'terpaksa'...", saya melanjutkan lalu menyantap mie tek tek yang tersaji. Saya menyantapnya perlahan, mengingat harganya membuat hati miris.
"Ya, ada sesuatu menunggumu di tempat lain. Mungkin kamu pernah dengar ini : 'Life gives answer in 3 ways. It says Yes and gives you what you want. It says No and gives you something better. It says Wait and gives you the Best'  kehidupan menyuruhmu menunggu untuk mendapatkan yang terbaik.", sambil mengatakan sebuah quote, dia memainkan sendoknya di atas sajian nasi soto yang dipesannya. Kami bukan sedang menikmati makanan secara perlahan, kami hanya tidak ingin rasa lapar mengalahkan rasa sesal kami terhadap makanan yang harganya cukup membingungkan ini.
Saya tersenyum. Ya, saya memang harus menunggu. Banyak hal yang bisa saya lakukan selagi menunggu. Saya toh juga sedang melakukan sesuatu. Saya pikir saya bukan 'beruntung' tidak diterima di suatu tempat. Justru memang tempat itu bukan untuk saya.

Hari semakin gelap. Kami memutuskan untuk pindah ke area terbuka. Rupanya akan ada live concert di area tersebut, entah siapa. Kami duduk di pinggiran area dan kembali melanjutkan obrolan dengan penuh energi. obrolan hanya berputar pada masalah kehidupan dan idealisme. Ah, saya sempat merasa seperti pahlawan kesiangan, bahkan kemalaman. :))
"Aku heran, banyak orang mengemis-ngemis pekerjaan serabutan sampai lupa akan idealisme yang ia teriakkan dahulu", dia kembali meracau.
"Ya, kita memang butuh uang, tapi uang bukan yang terpenting. Harus ada 'hal' yang kita dapatkan di sela-sela tumpukkan pekerjaan", ujar saya.
"Setuju! kalau cuma cari uang, jelas tempatku sekarang bukan jawabannya. Tapi pelajaran dan pengalaman jauh lebih berharga ketimbang uang!", lanjutnya berapi-api.Sekelompok orang yang bernyanyi di stage area tersebut sudah tidak kami hiraukan.
"Ya, dan sepertinya Tuhan punya rencana lain mengapa saya belum ditakdirkan bekerja.", saya menambahkan sambil tersenyum.
"YA! BETUL! gunakan waktu sebaik-baiknya selagi menunggu"
"Ya, pasti..." :)

Sekalipun kami terlihat sok tahu tentang kehidupan, kami jelas tahu apa yang kami inginkan. Kami memang tukang mimpi amatir yang akan berkembang menjadi tukang mimpi kelas kakap. Tapi setidaknya kami punya mimpi dan berani bermimpi. Sekalipun tidak ada yang menjamin mimpi seseorang akan terlaksana sesuai dengan rencana. Seperti yang pernah saya sebutkan di sini. "Tidak perlu muluk-muluk, asal bisa dirundingkan dengan Tuhan".


Saya kembali mencari senyum dan merekamnya ke dalam ingatan saya. Mungkin suatu saat nanti, saat saya terjatuh dalam kegelapan yang paling dalam, saya bisa mengingatnya dan mentransformasikannya menjadi penerang dan jalan pulang :)


*ah, saya meracau lagi... -___-





10 comments:

dv

waw percakapan kehidupan, temen ngobrolnya cowo apa cewe yah? *mau tau aja :D

suka sangad quotes ini >> Life gives answer in 3 ways. It says Yes and gives you what you want. It says No and gives you something better. It says Wait and gives you the Best

Aulawi Ahmad

semoga idealisme itu bisa konsisten walau dimakan oleh waktu :)

exort

semoga ga lama2 menunggunya

Seiri Hanako

yang semangat ya..

Suciati Cristina

>> Kami memang tukang mimpi amatir yang akan berkembang menjadi tukang mimpi kelas kakap.

mino, ucil masih jadi tukang mimpi amatir nih :D
oia,waktu itu pernah ninggalin kerjaan yg salarynya lebih besar gara2 pengen yg sesuai sm apa yg diinginkan dan bukan uang. . tapi ilmunya lebih besar.ada kepuasan tersendiri walaupun berkecukupan :D

Tetap smangat mino :D

Elsa

berkhayal..bermimpi...atau sekedar berandai andai...

Tuhan Maha Tahu
Tuhan Maha Mendengar

suatu saat pasti mimpi kita dikabulkanNya

Anonymous

mba makan di mana tuh kok kayaknya makanannya sedih banget, di-eman-eman gitu....
(lhoh malah koment tentang restonya..)
,
semangat aja, mba. yg penting pekerjaan itu sesuatu yg disenangi.. kerja yang ada 'passion' nya...

Ugun

T.T

it's cuy

setiap lewat tempat itu, selalu bilang pada siapapun yang ada di samping saya : "saya dan minul pernah duduk disana" terlepas mereka tahu kamu atau tidak ;)

levo

suka quote picture nya

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails