November 15, 2011

Nabila

November 15, 2011
..........
Bukan saatnya lagi mencari siapa yang bersalah...
Aku tahu,
Anak itu tahu,
Tukang koran itu pun tahu.
Sudah, cukup.
..........

Pagi yang cukup menyenangkan untuk dimulai. Sekalipun aku heran meladeni kobaran semangat yang rasanya jarang sekali muncul akhir-akhir ini, apalagi Senin. Aku berangkat 10 menit lebih awal dari biasanya. Berharap Senin pagi tidak memaksaku untuk terjebak dalam kebut-kebutan pagi. Jalur yang biasa kulewati setiap pagi juga belum menunjukkan tanda-tanda semacam padat merayap. Ya, aku tidak ngebut. Aku berani bersumpah aku tidak ngebut. Dan tak ada perasaan apa pun mengenai sesuatu yang akan terjadi di pagi ini...

dan sesuatu itu memang harus terjadi...

Tak begitu jauh dari kediaman, tepat di depan sebuah sekolah dasar kecil di tepi jalan, seorang anak tiba-tiba melintas terburu-buru tanpa menoleh ke kanan dan kiri. Aku yang tak melihatnya melintas karena terhalang oleh mobil dengan terpaksa mengerem kuda besi dengan tergesa. Si kuda besi baru saja dimandikan, dan menyuruhnya berhenti mendadak bukanlah ide bagus. Aku terjatuh. Anak itu terjatuh. Dalam bahasa lainnya, dia terserempet. Aku buru-buru bangkit untuk memapahnya ke tepi jalan. Seorang bapak tukang koran yang berjualan tak jauh dari lokasi kejadian ikut memapah anak itu ke bangku terdekat. Anak perempuan itu histeris. Tangisannya memperbesar rasa bersalahku...
Tanpa menunggu lagi kukeluarkan apa pun yang bisa membantuku membersihkan luka si anak. Seorang wanita yang masih menggunakan helm juga membantu membersihkan luka sambil menenangkannya. 

'Teh maaf sebelumnya, Teteh siapanya anak ini teh?', tanyaku.
'Saya saudaranya...', jawabnya.
'Oh, maaf ya Teh, saya ga lihat, anak ini tiba-tiba lari, saya kaget...'
'Ga apa-apa'
dan kami meneruskan pembersihan luka. 
Diam.

'Namanya siapa, Dek?', kutanya nama anak itu saat dirinya sudah mulai tenang.
'Nabila...'
'Maaf ya, Nabila... Teteh bersihkan dulu lukanya...'
dan dia mengangguk lemah.

Nabila tak lagi histeris. Kuminta wanita di sebelahku untuk menenangkannya dan menyerahkan tanggung jawab pembersihan luka padaku. Karena disitulah posisiku berada. Aku yang bertanggung jawab mengembalikan kecantikannya...
Bapak tukang koran itu kemudian menyuruh Nabila untuk mencoba berdiri. Beliau juga meyakinkannya bahwa lukanya tak seberapa, dia hanya kaget. Itu saja. Nabila memandangiku. 'Terima kasih ya, Teh...', ucapnya padaku. Dari matanya aku tahu, dia menyadari bahwa kami berdua sama-sama berkontribusi dalam peristiwa tersebut. Aku tahu, Nabila tahu, Tukang koran itu tahu. Tak ada yang harus dipersalahkan. 

Sekali lagi maaf, untuk kecantikan yang sempat tergores, Dek... Ternyata aku tidak mampu mengembalikannya utuh... 

Teman-teman Nabila mulai membantunya berjalan menuju kelas. Baru kusadari betapa banyak tatapan mata tertuju padaku. Semacam tatapan mata 'Oh-ini-toh-yang-tega-nabrak-anak-kecil'. Bisa kupastikan, para pemilik tatapan mata itu tak benar-benar melihat apa yang terjadi. Ah, siapa peduli. Sekali lagi, aku tahu apa yang terjadi, Nabila tahu, tukang koran itu tahu. Sudah, cukup.

Aku terduduk lemas. Pagi yang melelahkan.
'Motornya gapapa teh? bisa jalan ga?'
Motor?
Astaga! dan aku benar-benar lupa dengan si kuda besi. 
Seseorang rupanya sudah memindahkannya ke tempat yang lebih aman.
'Udah gapapa teh, Nabila-nya juga gapapa. Teteh hati-hati aja di jalan sekarang...', si tukang koran mencoba menenangkan. Ya, dia benar. Aku harus pergi.

'Feel the pain teaching us how much more we can take, reminding us how far we've come...' (Copeland -When finally set free)

dan perkara Nabila ini tiba-tiba mengingatkanku tentang rasa sakit. 

Berusaha sekuat tenaga menyembuhkan rasa sakit seseorang ternyata bisa melupakan rasa sakit sendiri...

Maaf, Nabila...






*dan ternyata kakiku sakit
**dan Nabila benar-benar membuatku melankolis
..........

3 comments:

Anonymous

2 kali berarti bro..
satu kaki kegiling, yang kedua nabrak
ck ck ck melamun kyk nya ini..

Doni Punya Blog

Inspiratif sekali tulisannya..
Kunjungi juga yah Web Flash saia Digital Printing Suppliers. Salam Kenal.

ambar

postingan nya bagus
mampir yach d web kmi http://unsri.ac.id

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails